SEJARAH LIVERPOOL FC

0 ulasan




Liverpool FC lahir pada tahun 1891. Uniknya klub ini lahir karena Everton, klub sepakbola di kota Liverpool, menolak untuk meneruskan sewa stadion Anfield yang sudah mernjadi markas mereka selama 7 tahun. Sewa kontrak yang naik dari 100 pounds/tahun menjadi 250 pounds/tahun menjadi penyebabnya. Everton memutuskan untuk pindah ke markas barunya, Goodison Park. Pemilik stadion Anfield yang bernama John Houlding merasa perlu untuk membentuk sebuah klub sepakbola untuk bermain di stadion Anfield yang kosong sepeninggal Everton. Awalnya klub baru tersebut ingin dinamai ‘Everton F.C. and Athletic Grounds, Ltd.’ namun nama tersebut ditolak oleh FA karena membuat kerancuan dengan nama tim Everton yang telah ada lebih dahulu. Jadilah klub baru tersebut bernama Liverpool FC.


Era Sebelum 1959

Di musim pertamanya, Liverpool langsung menjuarai Liga Lancashire dan karenanya langsung terpilih masuk menjadi anggota divisi 2 Football League musim 1893-1894. Di kompetisi divisi 2, Liverpool benar-benar tak terkalahkan dan keluar sebagai juara divisi 2 sehingga secara otomatis langsung promosi ke divisi satu (divisi utama). Liverpool baru menjadi juara divisi satu pada musim 1900-1901. Mereka kemudian menjadi juara liga lagi pada musim 1905-1906. Liverpool juga mencapai final pertama piala FA nya tahun 1914 tetapi kalah melawan Burnley 0-1 di final. Musim kompetisi tahun 1921-1922 dan 1922-1923 mereka menjadi juara secara berurutan. Kemudian datanglah masa vakum gelar selama 27 tahun sebelum mereka dapat menjadi juara liga lagi pada musim 1946-1947. Setelah itu Liverpool kembali tenggelam dan bahkan mengalami degradasi pada musim 1953-1954.

Era Bill Shankly

Pada bulan Desember 1959, Liverpool menunjuk bos Huddersfield Town, Bill Shankly, untuk menjadi manager menggantikan Phil Taylor. Shankly sendiri bukanlah seorang manager terkenal pada waktu itu dan sebagian fans dan media meragukan kemampuannya. Shankly justru memulai dengan merevolusi skuad Liverpool besar-besaran, tidak kurang dari 24 pemain dia lepas dan merekrut pemain-pemain baru pilihannya.

Lapangan latihan di Melwood pun tak luput dari perhatiannya dan dirombak menjadi tempat latihan sepakbola kelas satu. Ia juga mengenalkan sistem latihan permainan Five-a-Side atau sepakbola 5 pemain lawan 5 pemain. Idenya adalah membuat permainan menjadi lebih sederhana dan lebih hidup, passing dan bergerak.

Di musim ketiganya atau 1961-1962, Liverpool keluar sebagai juara divisi 2 dan promosi ke divisi utama. Dibawah Shankly Liverpool langsung keluar sebagai juara liga pada musim keduanya di liga utama, musim 1963-1964, atau 17 tahun setelah mereka merasakan gelar liganya yang terakhir. Kemudian setelah itu Liverpool mulai merajai liga, mereka merengkuh lagi gelar juara liga musim 1965-1966 dan piala FA pertama sepanjang sejarah mereka tahun 1965. Total gelar yang diraih Liverpool dibawah Bill Shankly selama tahun 1959-1974 adalah : 3 kali juara liga (1964, 1966, 1973), 2 kali juara piala FA (1965, 1974) dan 1 kali juara piala UEFA (1973). Itu belum termasuk runner-up liga 2 kali, runner-up piala FA 1 kali dan runner up piala Winners Eropa 1 kali. Shankly pensiun setelah Liverpool nya meraih juara piala FA tahun 1974.

Era Bob Paisley

Bob Paisley kemudian dipilih untuk menggantikan Shankly. Paisley, mantan pemain Liverpool and staf kepercayaan Shankly, pada awalnya tidak berminat untuk menjadi manager klub namun setelah dirayu oleh pihak manajemen ia pun akhirnya setuju menangani Liverpool sebagai manager mereka yang baru. Ia merekrut trio Skotlandia, Kenny Dalglish, Graeme Souness dan Alan Hansen, yang kesemuanya nantinya menjadi pemain legendaris Liverpool. Dan di tangan Paisley lah Liverpool menjadi sebuah klub yang sangat luar biasa dan bagai tak terkalahkan di masa itu. Selama 9 tahun kepemimpinannya dari tahun 1974 sampai 1983 Liverpool merengkuh 6 gelar liga (1976, 1977,1979, 1980, 1982, 1983), 3 gelar juara Eropa/Champions (1977, 1978, 1981), 3 gelar juara piala liga berurutan (1981, 1982, 1983), 1 juara piala UEFA dan 1 kali juara piala Super Eropa. Liverpool juga mencapai runner-up liga 2 kali, 1 kali runner up piala FA, 1 kali runner up piala Liga, 1 kali runner up piala Super dan 1 kali runner up piala dunia antar klub.


Era Joe Fagan

Joe FaganKemudian setelah Paisley pensiun tahun 1983, ia digantikan oleh asistennya, Joe Fagan. Pergantian manager Liverpool yang berkesinambungan perlu kita kagumi. Dari Shankly yang memberikan jabatannya kepada staf kesayangannya, Paisley, kemudian Paisley pun meneruskannya kepada staf kepercayaannya Joe Fagan. Fagan sendiri saat mulai menangani Liverpool sudah berumur 63 tahun. Di tahun pertamanya Fagan langsung membawa Liverpool kembali tancap gas dan menjadi klub Inggris pertama yang meraih 3 gelar dalam setahun; juara liga, juara piala liga dan juara Champions Eropa.

Tragedi Heysel



Liverpool masuk final piala Champions lagi pada tahun 1985, namun saat itu terjadi tragedi Heysel dimana sebelum pertandingan pendukung Liverpool dan Juventus berkelahi massal. Pendukung Liverpool menerobos pembatas dan menyerbu tempat pendukung Juventus berada. Total korban meninggal adalah 39 orang, sebagian besar merupakan pendukung Juventus. Pemain Liverpool yang sudah shock karena peristiwa itu harus tetap bertanding dan akhirnya kalah 0-1 dari Juventus. Pihak UEFA kemudian memberi hukuman kepada semua klub Inggris untuk tidak boleh bertanding di semua kompetisi resmi Eropa selama 5 tahun dan kepada Liverpool dikenakan hukuman 10 tahun yang kemudian direvisi menjadi 6 tahun untuk Liverpool.

Era Kenny Dalglish

Tahun 1985 Fagan mundur dan kemudian digantikan oleh Kenny Dalglish sebagai manager-pemain Liverpool pertamanya. Sebagai pemain, Dalglish sampai sekarang diyakini oleh sebagian besar pendukung Liverpool sebagai pemain terbesarnya sepanjang sejarah. Di tangan Dalglish, Liverpool tetap tak berubah untuk selalu haus akan gelar. Selama kepemimpinan 6 tahun King Kenny, Liverpool meraih 3 gelar juara liga (1986, 1988, 1990) dan 2 gelar juara piala FA (1986, 1989). Runner up liga 3 kali dan runner up piala FA 1 kali. Dalglish yang juga bermain di final Champions ‘Tragedi Heysel 1985’, mundur setelah shock nya yang kedua, yaitu Bencana Hillsborough.


Peristiwa Bencana Hillsborough di semi final Piala FA antara Liverpool dan Nottingham Forest, terjadi ketika 94 orang meninggal karena terdesak sampai ke pagar kawat pembatas antara penonton dan lapangan stadion Hillborough (Sheffield). Total orang yang cedera juga mencapai 96 jiwa. Sebuah tragedi berdarah yang kemudian membuat pihak FA melarang adanya pagar kawat pembatas lapangan dan penonton sampai sekarang.


1991-2004

Dalglish yang mundur digantikan oleh Graeme Souness. Sebagai pemain, Souness memang merupakan salah satu pemain legenda Liverpool. Namun di tangan pria Skotlandia itu Liverpool kali ini benar-benar tenggelam. Satu satunya gelar yang ia raih sebagai manager adalah juara piala FA tahun 1992. Roy Evans, pelatih tua yang merupakan staf pelatih Liverpool saat itu menggantikannya pada tahun 1994. Prestasi Liverpool mulai membaik namun tidak mampu lebih dari ranking 3 Premiership. Gelar piala liga diraih Evans tahun 1995 dan runner up piala FA tahun 1996. Gerard Houllier, mantan pelatih tim Perancis, ditunjuk untuk bersanding dengan Evans pada tahun 1998. Namun kerja sama ini tidak bertahan lama karena Evans mundur dan Houllier menjadi manager tunggal Liverpool mulai saat itu. Prestasi terbesar Houllier adalah sewaktu Liverpool meraih Treble ( juara piala FA, juara piala liga, juara piala UEFA) pada tahun 2001. Liverpool mencapai runner up liga pada tahun 2002. Saat itu Houllier mulai dilanda penyakit jantung dan akhirnya dia mundur pada tahun 2004.


2005-sekarang

Rafael Benitez, pelatih Valencia yang sukses membawa klub Spanyol itu juara La liga 2 kali, ditunjuk oleh manajemen Liverpool untuk menangani klub. Di tahun pertamanya, Rafa hanya mampu membawa Liverpool mencapai peringkat ke-5 Premiership. Namun lain ceritanya untuk kompetisi Liga Champions Eropa dimana secara mengejutkan Liverpool bisa keluar sebagai juara Eropa setelah menang adu penalti melawan AC Milan di final. Final yang dramatis karena Liverpool justru tertinggal 0-3 di babak pertama namun bisa menyamakan kedudukan dan menang saat adu penalti digelar. Tahun 2006 Liverpool dibeli oleh dua orang Amerika bernama George Gillet dan Tom Hicks dengan harga yang mencapai 218,9 juta pounds. Benitez membawa Liverpool ke final Champions lagi tahun 2007 dan lagi-lagi melawan AC Milan, namun kali ini Liverpool kalah 1-2 di final.

Penubuhan Liverpool F.C.

Liverpool F.C. ditubuhkan pada 15 Mac, 1892 oleh John Houlding, pemilik padang Anfield. John Houlding memutuskan untuk menubuhkan pasukan bola sepaknya sendiri selepas bertelingkah mengenai kadar sewa dengan tuan punya kelab Everton F.C. yang sebelum itu menyewa padang Anfield daripada John Houlding. Dalam 1891 John Houlding, membeli tanah lapang bersebelahan Anfield dan mencadangkan menaikkan sewaan daripada £100 kepada £250 setahun. Ahli-ahli kelab Everton membantah dan meninggalkan Anfield dan berpindah ke Goodison Park.

Nama pasukan yang ditubuhkan oleh John Houlding pada asalnya hendak didaftarkan atas nama Everton, tetapi hajatnya ditolak oleh Persatuan Bolasepak England. John Houlding seterusnya memilih nama Liverpool untuk kelab barunya. Pada tahun 1894, Liverpool telah dipilih untuk menyertai liga bola sepak.

Ditinggalkan dengan tanah kosong dan 3 orang pemain, John Houlding memutuskan untuk menubuhkan kelab bola sepaknya sendiri. Pada 15 Mac 1892, Liverpool F.C. ditubuhkan. . John McKenna dilantik menjadi Pengarah dan Pengurus Pasukan dan terus mengambil 13 orang pemain profesional dari Scotland untuk menyertai Liverpool.

Kemasukan ke Liga Inggeris

Permohonan Liverpool untuk menyertai Liga Bola Sepak Inggeris ditolak. Liverpool kemudiannya menyertai Liga Lancashire, dan menang permainan pertama mereka mengalahkan Higher Walton dengan jaringan 8-0 di Anfield. Gol pertama dijaringkan oleh Liverpool dan perlawanan kompetitif disumbat oleh Malcolm McVean. Pada penghujung musim pertama dalam Liga Lancashire, Liverpool muncul juara dan berjaya mengalahkan Everton 1-0 dalam perlawanan akhir Liverpool Senior Cup. Inilah pertama kali kedua pasukan tersebut bertemu dalam perlawanan “Derby”. Selepas itu, Liverpool dilantik menyertai Liga Bola sepak Inggeris.

McVean juga menjaring gol pertama Liverpool dalam perlawanan Liga apabila Liverpool mengalahkan Middlesbrough Ironopolis. Liverpool mengakhiri musim pertama mereka dengan rekod tanpa kalah, dan menjuarai Divisyen 2 Liga Inggeris. Dalam perlawanan ujian menentang Newton Heath (kemudiannya menjadi Manchester United), Liverpool menang 2-0 dan dinaikkan untuk menyertai ke Divisyen 1 Liga Bola Sepak Inggeris.

Dalam tahun 1896, Liverpool menukar warna jersi mereka daripada biru dan putih kepada jersi merah dan putih. Dalam tahun 1901, Liverpool memenangi kejuaraan Liga mereka yang pertama, pencapaian itu dapat diulangi dalam tahun 1906. Liverpool pertama kali bertanding dalam perlawanan akhir Piala F.A. dalam tahun 1914 tetapi tewas 1-0 kepada pasukan Burnley. Perlawanan itu adalah perlawanan kali terakhir diadakan di Crystal Palace, dan dihadiri oleh King George V.

Dalam tahun 1922 dan 1923, Liverpool menang kejuaraan Liga Inggeris dua tahun berturut-turut, dengan pasukan yang diketuai Ephraim Longworth. Tetapi selepas itu, Liverpool ketandusan kejayaan sehinggalah menjadi juara semula dalam tahun 1947. Liverpool juga menjadi naib juara Piala F.A. tahun 1950.

Zaman Gemilang Di Bawah Pengurusan Bill Shankly

Bill Shankly Seorang Lagenda di Liverpool FC

Bill Shankly menjadi pengurus Liverpool bulan Disember 1959. Dalam tempoh 15 tahun berikutnya, Bill Shankly membawa Liverpool menjadi salah satu pasukan paling ternama di Eropah. Dalam tahun pertama pengurusannya, beliau membuang 24 orang pemain. Beliau membeli Ian St. John dan Ron Yeats dari Scotland selepas mendapatkan striker Roger Hunt, pemain sayap Ian Callaghan dan pemain pertahanan Gerry Byrne.

Dalam musim ketiga pengurusannya, Bill Shankly memenangi kejuaraan Divisyen Kedua Liga Inggeris dengan jurang 8 mata dan dinaikkan bertanding dalam Divisyen Satu Liga Inggeris. Sejak itu, Liverpool kekal di dalam Divisyen paling atas Liga Inggeris sehinggalah ke hari ini. Liverpool tidak pernah mengakhiri musim pertandingan dengan kedudukan lebih rendah daripada tempat ke-8.

Tahun 1964 menyaksikan Liverpool menjulang kejuaraan Divisyen Satu Liga Inggeris buat kali pertama dalam masa 17 tahun. Pada tahun itu juga Bill Shankly menukar warna jersi Liverpool daripada merah dan putih kepada warna merah keseluruhan, dan warna tersebut kekal digunakan hingga ke hari ini.

Di musim berikutnya, Liverpool pertama kali memenangi Piala F.A. setelah mengalahkan Leeds United 2-1 dalam perlawanan akhir. Liverpool juga pertama kali beraksi dalam pertandingan di benua Eropah, tetapi tersekat di peringkat separuh akhir Apabila dikalahkan Inter Milan.

Liverpool pertama kali bertanding di peringkat akhir pertandingan Eropah dalam tahun 1966 apabila mereka tewas pertandingan untuk Piala Pemenang-Pemenang Eropah (European Cup Winners Cup, kini Piala UEFA) kepada Borussia Dortmund. Bill Shankly memperkuatkan skuad pemainnya. Beliau membeli Emlyn Hughes dan Ray Clemence daripada kelab-kelab dalam Liga bawahan. Beliau kemudian mendapatkan Kevin Keegan dalam tahun 1971 dan pasukan yang beliau bawa sejak tahun 1960-an ditukarkan secara perlahan dengan pemain-pemain baru.

Tahun 1973 membawa kejayaan besar bagi Liverpool dan Bill Shankly. Liverpool menang kejuaraan Liga buat kali kelapan, dan mencapai kejayaan pertama di Eropah apabila memenangi Piala UEFA setelah mengalahkan Borussia Moenchengladbach.

Pada tahun 1974, Liverpool menjadi juara Piala F.A. tetapi menerima kejutan apabila Bill Shankly mengumumkan perletakan jawatannya sebagai pengurus Liverpool. Beliau memberi alasan tekanan yang semakin bertambah selepas 15 tahun menerajui Liverpool. Walaupun Liverpool memujuk Bill Shankly untuk menarik semula keputusan untuk berhenti, Bill Shankly tetap dengan keputusannya dan mencalonkan Bob Paisley sebagai penggantinya.

Tradisi Boot Room

Kumpulan bootroom Liverpool semasa Bill Shankly

Masa Bill Shankly menerajui Liverpool, satu tradisi baru telah dimulakan. Beliau banyak menggunakan kumpulan yang dipanggil Kumpulan “Boot room” kerana kumpulan ini berjumpa dan berbincang di dalam bilik yang digunakan untuk menyimpan but dan pakaian pemain-pemain bola. Bilik ini terletak di bawah Main stand di Anfield.

Semasa Bill Shankly dilantik menjadi pengurus Liverpool, beliau membuat rombakan besar kepada skuad pemainnya. Daripada kumpulan jurulatih, beliau mengekalkan Bob Paisley, Reuben Bennett dan Joe Fagan. Kumpulan ini dijadikan asas kepada Kumpulan Boot room Liverpool. Kumpulan ini membincangkan prestasi pemain, kaedah latihan, taktik permainan dan membuat penilaian mengenai pasukan lawan untuk permainan berikutnya.

Keahlian kumpulan ini menyeluruh, daripada jurulatih sehinggalah kepada pengintip yang membuat tinjauand an kajian mengenai pasukan lawan. Ahli-ahli Kumpulan boot room termasuk Bob Paisley, Ronnie Moran, Joe Fagan, Reuben Bennett dan Roy Evans. Geoff Twentyman menjadi pencari bakat, dan membawa pemain seperti Alan Kennedy ke Anfield. Geoff Twentyman menyamar ketika melihat pemain-pemain yang sedang dinilai, supaya tiada siapa yang tahu bahawa Liverpool berminat dengan pemain tersebut. [1]. Phil Thompson juga menjadi ahli Boot room sehingga beliau dipecat oleh Greame Souness.

Antara perubahan yang dibawa oleh Bill Shankly dan pasukan Boot Room adalah menjadikan pusat latihan di Melwood menjadi pusat latihan moden dan lengkap. Permainan 5 sebelah diperkenalkan untuk memupuk falsafah permainan Liverpool - Pass and move, keep it simple. Pemain akan lapor diri di Anfield dan pergi ke Melwood dengan bas, dan selepas berlatih akan pulang ke Anfield dengan bas. Pemain-pemain makan bersama, dan makanan dikawal. Pemain-pemain akan dipastikan mengadakan latihan "warm down' dengan betul untuk menghindarkan kecederaan. Kejayaan rutin yang diperkenalkan dapat dilihat dengan nyata apabila Liverpool menjadi juara dalam tahun 1966 dengan hanya menggunakan 14 orang pemain.

Ahli-ahli kumpulan boot room sering dipilih sebagai pengurus Liverpool – Bob Paisley, Joe Fagan, Ronnie Moran, Roy Evans semuanya anggota penting kumpulan Boot room.

Bob Paisley Menyambung Tradisi

Bob Paisley Anggota Kumpulan Boot Room Seterusnya Menjadi Pengurus Paling Berjaya Liverpool

Setelah Bill Shankly bersara, jawatan Pengurus Liverpool diamanahkan kepada Bob Paisley. Selama sembilan musim di mana beliau menjadi Pengurus, Liverpool memenangi 21 buah Piala termasuk 3 kejuaraan Piala Eropah (kini Piala Juara-Juara), 1 Piala UEFA, 6 kejuaraan Liga Inggeris dan tiga kejuaraan Piala Liga (kini dipanggil Piala Worthington). Bob Paisley juga membawa masuk pemain-pemain lagenda Liverpool seperti Graeme Souness, Ian Rush, Alan Hansen dan Kenny Dalglish.

Dalam tahun 1977, Liverpool buat pertama kali memenangi Piala Eropah mengalahkan Borussia Moenchengladbach 3-1 dalam masa tambahan. Permainan tersebut adalah kali terakhir Kevin Keegan beraksi untuk Liverpool sebelum perpindahannya ke SV Hamburg. Liverpool berjaya mempertahankan kejuaraan Piala Eropah dalam tahun 1978 apabila mengalahkan FC Bruges1-0.

Tahun 1979 merupakan kemuncak kerjaya Bob Paisley sebagai pengurus Liverpool. Bukan sahaja Liverpool menjuarai Liga Divisyen Satu Inggeris, tetapi pasukan itu menang dengan mengumpul 68 mata dan dengan hanya 16 gol dibolos pihak lawan dalam 42 perlawanan. Untuk musim 1980, Liverpool muncul sekali lagi sebagai juara Liga. Pada tahun 1981, Bob Paisley berjaya membawa pulang Piala Eropah buat kali ketiga baginya dengan kemenangan 1-0 mengatasi Real Madrid C.F. Tetapi disebalik kejayaannya, Paisley tidak pernah memenangi Piala F.A. dan Piala Liga. Liverpool menang Piala Liga pada tahun tersebut, hasil jaringan gol oleh Alan Hansen.

Joe Fagan dan Tragedi Heysel

Joe Fagan, jurulatih veteran Liverpool dan ahli Kumpulan boot room menggantikan Bob Paisley sebagai pengurus dalam tahun 1983. Musim pertama beliau sebagai Pengurus menyaksikan Liverpool memenangi 3 kejuaraan utama – kejuaraan Liga Divisyen Satu Inggeris, Piala Liga dan Piala Eropah. Di musim kedua, Liverpool sekali lagi berjaya ke pertandingan Akhir Piala Eropah. Perlawanan di Stadium Heysel menyaksikan tragedi dimana 39 orang penyokong Juventus terbunuh akibat runtuhan tembok penahan yang tumbang disebabkan rempuhan penonton, dan dikatakan berpunca daripada rusuhan oleh penyokong Liverpool. Pasukan Liverpool dengan berat hati meneruskan perlawanan yang ditunda akibat kemelut rusuhan, tetapi tewas 1-0 di tangan Juventus. Liverpool seterusnya digantung daripada menyertai pertandingan di anjuran UEFA selama 6 musim. Joe Fagan meletak jawatan selepas insiden ini.

Kenny Dalglish

Kenny Dalglish Juga Berjaya sebagai Pengurus Di Liverpool

Dalam tahun 1985, Kenny Dalglish dilantik menjadi Pengurus Liverpool, Walaupun ketika itu beliau masih lagi aktif sebagai pemain dalam kesebelasan utama. Dalam musim pertama di bawah pimpinan beliau, Liverpool berjaya mengalahkan musuh ketat Everton 3 -1 dalam perlawanan akhir Piala F.A. dan juga muncul juara Liga.

Musim berikutnya, Kenny Dalglish hampir berjaya mengulangi kejayaan musim pertamanya apabila Liverpool sekali lagi mengalahkan Everton dalam perlawanan akhir Piala F.A. Liverpool juga akan muncul juara Liga sekiranya dalam bertahan seri dengan Arsenal dalam perlawanan akhir Liga di gelanggang sendiri di Anfield. Namun harapan penyokong Liverpool hancur lebur apabila Michael Thomas menjaringkan gol untuk pasukan Arsenal dalam minit-minit terakhir perlawanan. Walaupun Liverpool dan Arsenal mempunyai bilangan mata sama banyak, dan mempunyai perbezaan gol yang sama banyak, Arsenal telah ditabalkan menjadi juara kerana telah menjaringkan lebih banyak gol pada musim tersebut. Michael Thomas kemudiannya berpindah ke Liverpool. Tetapi kejayaan Piala F.A. dihantui oleh Tragedi Hillsborough.

Pada 22 Februari 1991, selepas separuh musim dijalankan, Liverpool dikejutkan dengan pengumuman bahawa Kenny Dalglish hendak meletakkan jawatan sebagai pengurus Liverpool dengan alasan tidak lagi berupaya menanggung tekanan sebagai pengurus. Beliau digantikan sementara oleh Ronnie Moran, jurulatih pasukan utama Liverpool. Beberapa minggu kemudian, Graeme Souness dipilih sebagai pengurus. Walau apapun, Liverpool di bawah pimpinan Kenny Dalglish berjaya menang 3 kejuaraan Divisyen Satu Liga Inggeris dan 2 kejuaraan Piala F.A. Tidak kejayaan dicatat di kejuaraan peringkat Eropah kerana Liverpool menjalani penggantungan selama 6 musim.

Tragedi Hillsborough

Memorial Memperingati 96 Penyokong Liverpool Yang Terkorban Di Hillsborough.

Tragedi Hillsborough merupakan satu tamparan hebat kepada Liverpool. Tragedi ini berlaku semasa perlawanan separuh akhir Piala F.A. tahun 1986. Beratus-ratus penyokong Liverpool terhimpit disebabkan oleh luruan penonton yang melarikan diri daripada kebakaran di salah satu teres tempat duduk penonton di Stadium Hillsborough. 94 orang penyokong Liverpool mati pada hari kejadian, sementara seorang lagi maut 4 hari kemudian. Mangsa ke –96 mati selepas berada 4 tahun di dalam koma. Laporn Taylor yang disiapkan selepas siasatan oleh Suruhanjaya Tayor mengenalpasti kesesakan berlebihan penonton dan kegagalan kawalan polis sebagai punca tragedi.

Kini, satu memorial telah dibina di Anfield untuk memperingati 96 penyokong tersebut. Mereka juga diabadikan dengan dua nyalaan api kekal di dalam logo rasmi kelab Liverpool. Memorial Hillsborough terletak bersebelahan Shankly Gates di Anfield. [2] [3] Majlis memperingati mereka diadakan setiap tahun. Liverpool akan meminta menangguhkan perlawanan sekiranya tarikh perlawanan bercanggah dengan tarikh memperingati kumpulan 96 Hillsborough.

Graeme Souness - Bermulanya Kemelesetan Liverpool

Kajian akan menunjukkan bahawa kemelesetan Liverpool bermula apabila Graeme Souness dilantik menjadi Pengurus. Walaupun beliau berjaya memenangi satu kejuaraan Piala F.A., pengurusan beliau dianggap sebagai zaman meleset dan mulanya kejatuhan Liverpool sebagai pasukan yang menguasai bola sepak Inggeris, dan digantikan oleh Manchester United di bawah pimpinan Alex Ferguson. Dalam tahun 1993, Liverpool hanya menduduki tangga ke-6 dalam Liga Perdana dan tidak memberikan cabaran langsung kepada pasukan-pesukan yang mencabar untuk kejauraan tersebut. Tahun 1994 juga tidak menunjukkan perubahan, dan Graeme Souness meletakkan jawatan apabila Liverpool ditewaskan mengjut oleh Bristol City dalam perlawanan piala F.A. dalam tahun 1992 setelah mengalahkan Sunderland

Penganalisis mengatakan bahawa Graeme Souness telah mengenepikan ataupun melepaskan pemain-pemain utama dan membawa masuk pemain-pemain yang kurang menyerlah. Antara pemain yang dilepaskan oleh Graeme Souness adalah Steve McMahon yang dijual kepada Manchester City apda usia 30 tahun, walaupun beliau boleh terus menyumbang untuk 2 atau 3 tahun lagi. Malangnya, Graeme Souness tidak mencari pemain ganti yang sama kaliber dengan Steve McMahon, dan kesannya, keupayaan pasukan secara keseluruhannya terjejas.

Penggunaan taktik yang tidak mantap, kesilapan mengendalikan perpindahan masuk pemain dan pengurusan manusia yang kurang baik membawa kesan negatif kepada Liverpool dan meluncurkan kemelesetan pasukan yang pernah menjadi pasukan agung di Eropah. Desas-desus mengenai pertelegahan di dalam bilik persalinan negitu bang\yak sekali, sehingga Ian Rush menyatakan kepada penemuramah Sky Sports bahawa "cawan teh berterbangan" tidak menjadi perkara baru. Greame Souness menuduh pemain-pemain senior tidak bersemangat dan memberikan peluang kepada pemain-pemain muda seperti Steve McManaman.

Roy Evans

Roy Evans dilantik menggantikan Greame Souness. Tetapi Roy Evans tidak dapat mencapai kejayaan yang diharapkan. Walaupun kedudukan liga diperbaiki, Liverpool hanya mendapat tidak dapat mencapai kedudukan lebih tinggi daripada tempat ketiga dalam tempoh 5 tahun di bawah pengurusannya. Roy Evans menggunakan sisten 5-3-2 yang agak defensif. Kejayaan tunggal Roy Evans adalah dengan memenangi Piala Liga dalam tahun 1995 mengalahkan Bolton Wanderers. Semasa beliau emnjadi pengurus, Liverpool tewas 1-0 kepada Manchester United dalam perlawanan akhir Piala F.A. dalam tahun 1996.

Gerard Houllier

Gerard Houllier dilantik menjadi pengurus bersama dalam tahun 1998-1989, tetapi perkongsian tersebut gagal. Roy Evans akhirnya melepaskan jawatan Pengurus Liverpool separuh jalan musim tersebut.

Tahun 2001 merupakan musim paling berjaya buat Liverpool sejak peninggalan Kenny Dalglish. Pemain-pemain muda seperti Michael Owen, Robbie Fowler dan Steven Gerrard digandingkan dengan pemain berpengalaman seperti Sami Hyypia dan Liverpool mengakhiri musim tersebut di tempat kedua, dan melaykkan diri untuk pertandingan Liga Juara-Juara. Liverpool juga berjaya memenangi tiga kejuaraan tahun tersebut, iaitu kejuaraan Piala Liga, Piala F.A. dan Piala UEFA. Liverpool juga menang Community Shield and European Super Cup. Liverpool menag lagi Piala Liga dalam tahun 2003, tetapi Liverpool tidak dapat bersaing dengan juara Liga. Pada tahun itu, Liverpool ketinggalan 30 mata berbanding Arsenal, juara Liga tahun tersebut. Desakan penonton yang semakin resah memaksa Gerard Houllier melepaskan jawatan pengurus.

Gerard Houllier disalahkan kerana membelanjakan wang yang banyak membeli pemain-pemain yang tidak dapat beraksi dengan baik di Liga Perdana. Antaranya adalah pembelian Salif Diao dan El-Hadji Diouf, Bruno Cheyrou. Gerard Houllier berjaya membeli Djibril Cisse dari Auxerre tetapi tidak dapat bekerjas bersama Djibril Cisse kerana beliau meletak jawatan sebelum Djibril Cisse melaporkan diri di Liverpool.

Rafael Benítez

Rafael Benítez mengambil alih jawatan pengurus Liverpool, tetapi dalam tahun pertama beliau menjadi pengurus, Liverpool hanya berupaya menduduki tempat kelima. Liverpool tewas dalam pertanidngan akhir Piala Liga apabila ditewaskan oleh Chelsea F.C.. liverpool juga terkeluar dariapda pertandingan Piala F.A. apabila tewas kepada Burnley hasil jaringan gol sendiri oleh Djimi Traore. Hanya kemaraan Liverpool memberikan semangat kepada penyokong Liverpool.

Tetapi musim berakhir dengan gemilang untuk Liverpool apabila menang pertandingan akhir Piala Eropah walaupun Liverpool ketinggalan 3-0 dalam perlawanan menentang A.C. Milan. Liverpool menunjukkan permainan yang hambar semasa sepruh masa pertama dan Kaka bermain baik untuk A.C. Milan. Rafael Benítez melakukan pertukaran dengan memasukkan Dietmar Hamann dalam separuh masa kedua, dan kejayaan Dietmar Hamann mengekang pergerakan Kaka membolehkan Liverpool melawan balik dan menjaringkan 3 gol, menjadikan kedudukan 3-3. perlawan berakhir dengan sepakan penalti, dan Jerzy Dudek menjadi wira apabila berjaya menahan sepak penalti pemain A.C. Milan. Rafael Benítez mengenalpasti ketiadaan konsistensi sebagai punca Liverpool tidak dapat menyaingi Chelsea F.C., Manchester United dan Arsenal. Tambahan pula liverpool mengakhiri musim satu tangga di bawah Everton F.C. yang menduduki tempat keempat.

Dalam tahun 2005-06, Liverpool mengumpul 82 mata, jumlah mata paling tinggi dikumpul oleh Liverpool sejak permulaan Liga Perdana. Liverpool juga menang Piala F.A. selepas menewaskan West Ham juga dengan sepakan penalti.

[...]
0 ulasan





[...]
0 ulasan





[...]
0 ulasan





[...]